Arus globalisasi budaya barat tidak akan pernah bisa
dibendung oleh siapapun. Semua negara, termasuk Indonesia, akan selalu terbuka
untuk menerima dampak dan arus globalisasi budaya barat yang ada. Arus dan
dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat dan warga negara itu sendiri. Maka yang
harus dilakukan oleh masyarakat serta warga negara tersebut adalah terbuka dan selektif.
Artinya menerima arus globalisasi budaya barat yang ada, namun harus dipilih
dan dicermati. Jangan sampai mengganggu, merusak atau bersimpangan dengan
aturan undang-undang maupun kebudayaan asli yang sudah ada, dan jangan sampai
kebudayaan asli dari masyarakat tersebut tersingkirkan bahkan hilang akibat
arus globalisasi budaya barat yang masuk ke negaranya.
Selasa, 25 Juni 2013
Dampak Globalisasi Sosial-Budaya
Pengaruh Globalisasi dalam Bidang Sosial-Budaya
- Globalisasi mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar.
1) Meningkatnya Induvidualisme
Dulu, kesempatan individu untuk menentukan dirinya sendiri dibatasi masyarakatnya, entah leh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan yan berlaku. Di era globalisasi ini, kesempatan individu untuk mengatur dan menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri sangat terbuka lebar.
2) Pola Kerja
Pekerjaan-pekerjaan mengarah ke era perekonomian berbasis pengetahuan. Orang-orang sudah tidak mengandal kerja penuh di kantor, tetapi part time job. Perempuan telah masuk dunia kerja.
3) Kebudayaan Pop
Citra, gagasan, dan gaya hidup baru menyebar dengan begitu cepat keseluruh pelosok dunia lebih daripada sebelumnya.
Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak positif Globalisasi :
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Globalisasi:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
Pengaruh globalisasi sosial dan budaya.
Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative. Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Sisi negatif globalisasi budaya:
· Akibatkan erosi budaya
· Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
· Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
· Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
· Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
sumber
http://globalisasi-sosial-budaya.blogspot.com/
- Globalisasi mengubah bentuk kehidupan keseharian kita secara mendasar.
1) Meningkatnya Induvidualisme
Dulu, kesempatan individu untuk menentukan dirinya sendiri dibatasi masyarakatnya, entah leh tradisi maupun oleh kebiasaan-kebiasaan yan berlaku. Di era globalisasi ini, kesempatan individu untuk mengatur dan menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri sangat terbuka lebar.
2) Pola Kerja
Pekerjaan-pekerjaan mengarah ke era perekonomian berbasis pengetahuan. Orang-orang sudah tidak mengandal kerja penuh di kantor, tetapi part time job. Perempuan telah masuk dunia kerja.
3) Kebudayaan Pop
Citra, gagasan, dan gaya hidup baru menyebar dengan begitu cepat keseluruh pelosok dunia lebih daripada sebelumnya.
Dampak Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya :
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia. Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD.
Dampak positif Globalisasi :
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
4. Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Globalisasi:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat
Pengaruh globalisasi sosial dan budaya.
Globalisasi dapat memperluas kawasan budaya. Globalisasi dapat timbulkan dampak negative. Akibat dari pengaruh globalisasi:
* Disorientasi, dislokasi atau krisis social-budaya dalam masyarakat.
* Berbagai ekspresi social budaya asing yang sebenarnya tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
* Semakin merebaknya gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
Sisi negatif globalisasi budaya:
· Akibatkan erosi budaya
· Lenyapnya identitas cultural nasional dan local
· Kehilangan arah sbg bangsa yang memiliki jati diri.
· Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
· Cenderung pragmatisme dan maunya serba instant.
sumber
http://globalisasi-sosial-budaya.blogspot.com/
Pewarisan Kebudayaan
Pengertian Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan budaya (transmission of cultur)
yaitu proses mewarsikan budaya (unsur-unsur budaya dari satu generasi ke
generasi manusia atau masyarakat berikutnya melalui proses pembudayaan (proses
belajar budaya). Sesuai dengan hakikat dan budaya sebagai pemilik bersama
masyarakat maka unsur-unsur kebudayaan itu memasyarakat dalam individu-individu
warga masyarakat dengan jalan diwariskan atau dibudayakan melalui proses
belajar budaya. Proses pewarisan budaya dilakukan melalui proses enkulturasi
(pembudayaan) dan proses sosialisasi (belajar atau mempelajari budaya).
Pewarisan budaya umumnya dilaksanakan melalui
saluran lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, lembaga pemerintahan,
perkumpulan, institusi resmi, dan media massa. Melalui proses pewarisan budaya
maka akan terbentuk manusia-manusia yang memiliki kepribadian selaras dengan
lingkungan alam, sosial dan budayanya disamping kepribadian yang tidak selaras
(menyimpang) dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya.
Masalah Kasus Pewarisan
Kebudayaan
Dalam
hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain:
1. Sesuai
atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang
2. Penolakan
generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut
3. Munculnya
budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan
generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya
itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut,
bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima
sekarang ini.
Proses Pewarisan Kebudayaan
Proses pewarisan budaya terjadi dari
dahulu hingga sekarang. Manusia saat ini dapat mengetahui budaya manusia
beratus-ratus bahkan beribu-ribu tahun yang lalu karena adanya pewarisan budaya
dengan menggunakan berbagai media budaya. Pada umumnya orang membedakan
pewarisan budaya pada masyarakat tradisional dan modern. Menurut Koentjaraningrat
(1999) “masyarakat tradisional merujuk pada masyarakat yang ada pada abad ke-19
dan sebelumnya.” Atas dasar itu, masyarakat modern adalah masyarakat yang hidup
pada awal abad 20 sampai dengan sekarang.
Pewarisan budaya pada masyarakat
tradisional merujuk pada pewarisan budaya yang terjadi pada masyarakat yang
hidup pada abad ke – 19 dan sebelumnya. Sedangkan pewarisan budaya pada
masyarakat modern menunjuk kepada proses pewarisan budaya yang terjadi pada
masyarakat yang hidup pada awal abad ke – 20 sampai dengan sekarang.
Perbedaan pewarisan budaya pada
kedua jenis masyarakat itu di antaranya dapat ditinjau menurut peranan lembaga
kebudayaan, cara pewarisan budaya, sarana pewarisan budaya dan kecepatan pewarisan
budaya.
Peranan
Lembaga Kebudayaan
Ada 5 (lima) lembaga kebudayaan
manusia yang sangat berperan dalam pewarisan budaya dari generasi ke generasi.
Kelima lembaga kebudayaan itu adalah lembaga keluarga, lembaga pendidikan,
lembaga agama, lembaga ekonomi dan lembaga pemerintahan. Lembaga kebudayaan
yang sangat berperan dalam pewarisan kebudayaan dalam masyarakat tradisional
adalah keluarga. Pada masyarakat tradisional, orang tua, anak dan anggota
keluarga lainnya sering menghabiskan waktu bersama-sama, bersenda gurau dan
saling bertukar cerita. Orang tua sering menceritakan dongeng, mitos dan
legenda sebagai penghantar tidur anakanaknya.
Lembaga kebudayaan yang sangat
berperan dalam pewarisan budaya dalam masyarakat modern selain keluarga adalah lembaga
pendidikan, lembaga agama, lembaga ekonomi dan lembaga pemerintahan. Pada
masyarakat modern, anggota keluarga sudah banyak menghabiskan waktunya di luar
rumah, orang tua asyik dengan pekerjaan dan anak lebih banyak menghabiskan
waktunya di luar rumah, mulai dari sekolah, tempat bermain dan tempat berlatih
dan berolah raga. Fakta ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan seperti
sekolah merupakan lembaga yang sangat penting dan utama dalam proses pewarisan
budaya dalam masyarakat modern.
Cara
Pewarisan Budaya
Cara pewarisan budaya pada
masyarakat tradisional terjadi secara sederhana, yaitu melalui tatap muka
langsung, dari mulut ke mulut dan praktik langsung. Masyarakat dengan tipe
berburu mewariskan keterampilan berburu dengan cara membawa langsung anaknya
untuk turut serta dalam berburu. Pewarisan budaya dilakukan dengan tatap muka
langsung, ketika mitos, legenda, dan dongeng diceritakan, orang tua bertatap
muka langsung dengan anak-anaknya. Cara lainnya adalah dari mulut ke mulut.
Pewarisan budaya sering dilakukan secara berantai, seseorang bercerita kepada
temannya, yang kemudian bercerita kepada orang lain, dan seterusnya.
Cara pewarisan budaya pada
masyarakat modern berlangsung secara canggih, yaitu melalui tatap muka langsung
maupun tanpa tatap muka. Kecanggihan cara pewarisan budaya pada masyarakat
modern terjadi akibat dari penemuan teknologi komunikasi dan informasi canggih
seperti telepon, handphone, radio, televisi, dan internet serta alat percetakan
yang menyebabkan tersedianya berbagai jenis buku. Pewarisan budaya sudah dapat
dilakukan melalui teknologi komunikasi dan informasi, yang tidak memerlukan
tatap muka langsung. Media elektronik dan media massa memiliki peranan penting
dalam proses pewarisan budaya pada masyarakat modern. Penghantar tidur manusia
pada masyarakat modern adalah dengan mendengarkan radio dan menonton televisi,
sudah sangat jarang orang tua yang membacakan dongeng kepada anak-anaknya
menjelang tidur.
Sarana
Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya pada masyarakat
tradisional melibatkan sarana yang sangat sederhana, yaitu pertemuan langsung
dan dari mulut ke mulut dengan melibatkan cerita-cerita rakyat, seperti mitos,
legenda dan dongeng. Karena sarananya yang sangat sederhana maka ruang lingkup
pewarisan budaya pada masyarakat tradisional sangat sempit dan kecil, yaitu
meliputi masyarakat satu keluarga dan satu desa.
Pewarisan budaya pada masyarakat
modern melibatkan sarana yang sangat canggih, yaitu teknologi komunikasi dan
informasi canggih seperti telepon, handphone, radio, televisi, dan internet
serta alat percetakan yang menyebabkan tersedianya berbagai jenis buku. Karena
sarananya yang sangat canggih maka ruang lingkup pewarisan budaya pada
masyarakat modern sangat luas dan besar, yaitu meliputi masyarakat yang sangat
luas, bahkan meliputi seluruh dunia.
Kecepatan
Pewarisan Budaya
Pewarisan budaya pada masyarakat
tradisional berlangsung dengan sangat lambat. Tipe masyarakat berburu dan
meramu bertahan selama 2000 tahun, hal ini menunjukkan betapa lambatnya proses
pewarisan budaya yang berujung pada lambannya perubahan budaya. Penyebab
lambatnya pewarisan budaya pada masyarakat tradisional adalah sarananya yang
masih sangat sederhana.
Pewarisan budaya pada masyarakat
modern berlangsung dengan sangat cepat. Kian kemari terjadi perubahan budaya
yang sangat cepat. Tipe masyarakat bercocok tanam ladang berubah cukup cepat
menjadi bercocok tanam tetap, dan selanjutnya berubah cepat menjadi tipe
masyarakat kota dengan berbagai spesialialisasinya. Kota berubah dengan sangat
cepat menjadi menjadi metropolitan dengan sistem informasinya yang canggih. Hal
ini menunjukkan terjadinya proses pewarisan budaya yang semakin cepat kian
kemari. Penyebabnya adalah cepatnya pewarisan budaya pada masyarakat modern
adalah sarananya yang sangat canggih
Sumber
Kebudayaan Adalah Produksi Manusia atau Manusia Adalah Produksi Kebudayaan?
Secara sederhana
hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi
kenyataannya tidak sesederhana itu.
Dalam sosiologi
manusia dan kebuadayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa meskipun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan, manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia adar sesuai dengan kebudayaan tersebut. Tampak bahwa keduanya akhirnya
merupakan satu kesatuan.
Contoh sederhana
yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan
kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi, maka manusia yang membutanya harus patuh kepada peraturan
yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia
tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan
perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercankup dalam satu kebudayaan
tidak akan jauh menyimpang dari kemanuan manusia yang membuatnya.
Dari sisi lain,
hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya salng terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap, yaitu :
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengaekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buat manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakt disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali mesyarakat
sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
Manusia dan kebudayaan,
atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mampunyai hubungan keterkaitan
yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebih awal mucul manusia atau kebudayaan, manusia produksi
kebudayaan, atau kebudayaan produksi manusia.
Sumber
Nugroho, Widyo. & Muchji, Achmad. Seri Diklat Kuliah MKDU Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. 1996
Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya
Manusia disebut sebagai makhluk
yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia
itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Manusia juga akan mulai
berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang untuk lebih
memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya dalam kaitannya untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Manusia sangat mempunyai hasrat yang
tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu
menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan
perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur. Hasrat disertai rasa
keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam
sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya
dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu
ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
Ada hakekatnya kebudayaan mempunyai
dua segi, bagian yang tidak dapat dilepaskan hubungannya satu sama lain yaitu
segi kebendaan dan segi kerohanian. Segi kebendaan yaitu meliputi segala benda
buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba. Segi
kerohanian terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun
teratur. Keduanya tidak bisa diraba.
Menurut JJ. Hogman dalam bukunya
“The World of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities,
dan artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi”
menggolongkan wujud budaya menjadi:
1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
2. Sebagai suatu kompleks aktifitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Sebagai benda-benda hasil karya
manusia.
Berdasarkan bentuknya, budaya dapat dibagi
menjadi 2 yaitu budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret
atau nyata:
- Budaya
yang bersifat abstrak adalah budaya yang tidak dapat dilihat secara kasat
mata karena bearada dalam pemikiran manusia. Contohnya yaitu ide, gagasan,
cita-cita dan lain sebagainya.
- Budaya
yang bersifat konkret adalah budaya yang berpola dari tindakan atau
peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba,
dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat
budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku,
bahasa dan materi.
Perilaku
Perilaku
adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern
of behavior) masyarakatnya.
Bahasa
Bahasa
adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ada pula yang berpendapat bahwa
bahasa adalah suatu perjanjian tidak tertulis yang telah kita tandatangani dan
berlaku seumur hidup. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain
sehingga manusia dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil dari pertukaran
tersebut adalah budaya yang semakin kaya dan kebudayaan yang berkembang dan
semakin maju seiring dengan perkembangan zaman.
Materi
Budaya
materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi
misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat
produksi, dan alat transportasi.
Substansi utama budaya adalah sistem
pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga
unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
sumber
Langganan:
Postingan (Atom)